Penyebab Keputihan Dari Makanan, Mikroorganisme, Keadaan Sosial

Yang akan dibicarakan:
( Keputihan )

A. Makanan Apa Yang Menjadi Penyebab nya ..?

B. Jenis Penyakit 

C. Pengertian Fisiologis dan Patolagis


D. Mikroorganisme

E. Cara Mencegah Paling Ampuh

A. Makanan Penyebab Keputihan

1. Hindari gula

Dr Crook menuturkan gula bisa meningkatkan pertumbuhan ragi atau jamur, untuk itu asupan karbohidrat total per hari sebaiknya dibatasi. Sebagai contoh selama 2-3 minggu awal diet, asupan karbohidrat dibatasi kurang dari 60 gram per hari tergantung usia, kondisi kesehatan dan tingkat aktivitas.

Sebagai gantinya tingkatkan makanan seperti daging, ayam, kalkun, sayuran non-tepung, kacang-kacangan. Jika gejala sudah mereda maka secara bertahap kadar karbohidratnya ditingkatkan.

Kandungan gula ini bisa didapat dari berbagai jenis makanan dan minuman seperti minuman soda, cracker, alkohol serta minuman jus yang ditambah dengan gula. Serta buah yang memiliki kandungan glikemik tinggi seperti pisang, jagung manis, anggur.


2. Hindari makanan yang mengandung ragi

Dalam hal ini termasuk makanan fermentasi seperti roti yang dibuat dengan ragi, keju, pasta tomat, jamur dan bir. Meski begitu belum ada pembatasan untuk jumlah makanan ragi ini.


3. Hindari mengonsumsi buah-buahan yang sudah dikeringkan

Hal ini karena buah yang dikeringkan mengandung kadar gula fruktosa yang tinggi. Jika ingin konsumsi buah sebaiknya pilih buah dengan kadar gula rendah seperti apel, jeruk, melon dan strawberry.


B. Jenis Keputihan.
Keputihan terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bersifat Fisiologis dan Patologis

1. Keputihan Fisiologis
Jenis keputihan ini biasanya sering terjadi saat masa subur, serta saat sesudah dan sebelum menstruasi. Biasanya saat kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir yang berlebih, itu adalah hal normal, dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal serta tidak berbau. Keputihan fisiologis pada wanita hamil tidak berpengaruh terhadap janin secara langsung, karena adanya selaput ketuban yang dapat melindungi janin.
Keputihan fisiologis atau juga banyak disebut keputihan normal memiliki ciri-ciri:
1. 1. Cairan keputihannya encer

1. 2. Cairan yang keluar berwarna krem atau bening

1. 3. Cairan yang keluar tidak berbau

1. 4. Tidak menyebabkan gatal

1. 5. Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit

Keputihan Patologis

Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan tidak normal. Jenis keputihan ini sudah termasuk ke dalam jenis penyakit. Keputihan patologis dapat menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat mengganggu bagi kesehatan wanita pada umumnya dan khususnya kesehatan daerah kewanitaan.
Keputihan patologis akibat adanya infeksi akan mengakibatkan meningkatnya resiko bayi lahir prematur pada wanita hamil dan bayi pun akan turut terkena infeksi. Bayi yang terkena infeksi virus beresiko mengalami ganngguan pencernaan dan gangguan pernapasan hingga bisa menyebabkan bayi mengalami kematian. Dan bayi yang mengalami infeksi akibat bakter dapat menyebabkan kebutaan pada bayi.
Keputihan patologis memiliki ciri-ceiri sebagai berikut:
1. Cairannya bersifat kental

2. Cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu, atau berwarna kuning atau juga hijau

3. Keputihan patologis menyebabkan rasa gatal

4. Cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap

5. Biasanya menyisakan bercak-bercak yang telihat pada celana dalam wanita

6. Jumlah cairan yang keluar sangat banyak.

C. Penyebab Keputihan

  1. Jamur Candida. Keputihan yang terjadi, berwarna putih susu, kental, berbauh agak keras disertai rasa gatal di vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang. Biasanya kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB dan rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicunya. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat candida, karena saat persalinan tanpa sengaja menelan cairan ibunya yang menderita penyakit tersebut.

  2. Parasit Trichmonas Vaginalis.Di tularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning kelabu dengan bauh anyir, Liang vagina nyeri bila ditekan.

  3. Bakteri Gardnerella. Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan keabuan, berair, berbuih dan berbau amis. Beberapa jenis bakteri lain juga memicu munculnya penyakit kelamin seperti sipilis dan gonorrhoea.

  4. Virus. Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin, seperti kondiloma, herpes, AIDS. Kondiloma di tandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak diertai cairan berbau. Ini sering pula menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes ditularkan lewat hubungan badan. Bentuknya seperti luka melepuh terdapat di sekeliling liang vagina, terasa gatal dan panas. Gejala keputihan akibat virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.

D. Mikroorganisme Penyebab Keputihan

1. Parasit Trichomonas alat kelaminlis

Terjadi dan ditularkan melalui hubungan intim, bibir kloset atau oleh perlengkapan mandi. Memiliki ciri, cairan yang keluar sangat kental, memiliki warna kuning atau hijau, berbuih dan berbau anyir. Keputihan akibat parasit tidak menimbulkan gatal, tapi jika ditekan alat kelamin akan terasa sakit

2. Bakteri Gardnella

Keputihan akibat infeksi bakteri ini memiliki ciri berwarna keabuan, sedikit encer, memiliki bau ami dan berbuih. Keputihan jenis ini dapat menimbulkan rasa gatal yang sangat menggangu.

3. Virus

Keputihan jenis ini timbul akibat penyakit kelamin, seerti HIV/AIDS, herpes dan conyloma. Timbulnya kutil-kutil yang banyak dan diikuti oleh cairan berbau menandakan adanya virus condyloma. Biasanya ibu hamil sering terjangkit oleh virus ini. VIrus yang dapat ditularkan oleh hubungan intim yaitu virus herpes. Cirinya adanya luka yang melepuh di sekitar lubang alat kelamin, terasa panas dan menimbulkan rasa gatal. Kanker mulut rahim yang sangat berbahaya bagi kaum wanita dapat di picu oleh keputihan yang disebabkan oleh keputihan akibat virus.

Mencegah Keputihan

Menjaga kebersihan di daerah vagina dan sekitarnya. Jangan menggunakan sabun yang terlalu keras, atau pH-nya basa. Gunakan sabun yang telah direkomendasikan oleh dokter, yang memiliki pH seimbang.
1. Sebaiknya tidak menggunakan pembilasan vagina secara mendalam bila tidak ada indikasi. Karena justru membunuh bakteri yang dibutuhkan dan mencegah terbentuknya flora normal didalam vagina. Flora normal justru membuat suasana menjadi asam. Suasana asam itulah yang sebetulnya merupakan pertahanan didalam vagina, supaya sumber penyakit tidak dapat hidup nyaman. Jika pH di naikkan menjadi basa atau netral maka bakteri patogen dapat hidup nyaman dan berkembang biak.
2. Pasangan seksual juga harus menjaga kebersihan kelamin. Jangan menularkan penyakit ke pasangannya.
3. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan gerakan dari depan kebelakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air dan mandi. Membasuh vagina lebih sering dalam satu hari sangat membantu mngurangi kelembaban karena akan menghilangkan sisa cairan, kotoran, dan keringat. Lebih di anjurkan tidak menggunakan cairan pembersih, cukup dengan sabun biasa seperti digunakan untuk mandi. Sebab beberapa pembilas vagina yang mengandung desinfektan justru akan mematikan flora (bakteri) normal yang dibutuhkan untuk menjaga pertahanan pada vagina. Biasakan mencuci tangan sebersih-bersihnya sebelum digunakan untuk membasuh.
4. Menggunakan pantyliner harus diganti 3 – 4 jam. Pantyliner yang sudah basah justru dapat menjadi sarang bakteri karena telah lembab. Prinsipnya, sering-seringlah mengganti pantyliner.
5. Saat menstruasi, pembalut juga harus diganti sesering mungkin. Darah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
6. Hindari terlalu sering menggunakan bedak talk di sekitar vagina, tisu harum atau tisu toilet, hal itu akan membuat vagina kerap teriritasi
7. Hindari suasana vagina lembab berkepanjangan karena pemakaian celana dalam yang basah, jarang di ganti, tidak menyerap keringat, atau memakai celana jins terlalu ketat.
8. Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan bisa timbul lewat air yng tidak bersih, jadi bersihkan bak mandi, ember, ciduk, menara air dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari berkembangbiaknya kuman